Ray (album’s soundtrack)

Directed by Taylor Hackford

Produced by Taylor Hackford, Stuart Benjamin, Howard Baldwin, Karen Baldwin Written by James L. White

Starring Jamie Foxx

Music by Craig Armstrong, Ray Charles (songs)

Cinematography Paweł Edelman

Distributed by Universal Pictures

Release date(s) October 19, 2004

Ketika dirinya meninggal pada 10 Juni 2004 di usia 73 tahun, Ray Charles menyisakan banyak sekali pujian dan penghargaan atas karya-karya dan perjalanan musiknya. Bersama dengan Johnny Cash, dirinya dianggap sebagai musisi yang menerima banyak penghargaan setelah meninggal dunia. Untungnya dunia ini masih mempunyai artefak bersejarah dari sang legenda Ray Charles. Sebuah film biografi yang dikerjakan oleh Taylor Hackford sejak tahun 1988 dengan luar biasa brilian menyingkap kehidupan sang pianis kelahiran Georgia ini. Yang terpilih untuk memerani Ray Charles adalah aktor multi talenta Jamie Foxx. Sang sutradara mempertemukannya langsung ketika Ray Charles masih hidup. Untungnya Jamie Foxx memang memiliki bakat dalam bermusik sehingga ketika Ray Charles menyuruhnya untuk duduk di depan piano dan memainkannya, Ray langsung berkata kepada sang sutradara, “ He’s the one…He can do it”.

Filmnya sendiri mengisahkan bagaimana Ray Charles yang sejak umur 7 tahun mengalami kebutaan berjuang untuk mencari “jalannya” sendiri melalui asuhan ibunya yang keras. Ray menemukan “panggilannya” untuk duduk di depan piano dengan bakat yang ia punyai. Bermain dari kota kecil hingga terkenal seantero dunia. Tapi ia larut tenggelam dalam jeratan obat-obatan terlarang hingga sulit melupakan trauma atas kematian adiknya di masa kecil.

Jika membahas soundtrack film Ray yang berisi 17 lagu, maka jika kita mendengar keseluruhan albumnya, ungkapan greatest Hits collection seakan-akan cocok untuk album yang menelusuri perjalanan hidup Ray Charles ini. Sebagian besar rekamannya dilangsungkan di dalam studio dan sisanya adalah suasana live tracks yang enerjik dan ekspresif. Perusahaan ABC records lah yang merekam musik rhythm and blues dengan sedikit sentuhan gospel dimana Ray Charles mengabadikan semua karya-karya yang paling diingat sepanjang masa. Ray Charles juga tak hanya mengeksplorasi rhythm and blues tetapi dia juga  merambah ke musik country, gospel dan jazz yang semuanya dilakukannya dengan penuh penjiwaan. Setiap permainannya dilontarkan dengan penuh emosi dan cinta untuk menghidupi detil-detil musiknya. Dia menginjeksi setiap lagu dengan permainan piano yang lembut dan penuh hasrat. Ciri khasnya yang tak bisa diingkari lagi adalah  gaya piano bluesy dengan vokal suara meraung serta kehangatan sosoknya.

Tak ada lagu yang berhasil menangkap kehangatan dan kejeniusan selain lagu untuk negara bagian Georgia, yaitu Georgia On My Mind. Di dalam album soundtrack ini ada dua versi yang sama-sama memikatnya, yang satu direkam di dalam studio dan satu lagi live recording yang tak ada tandingannya dengan pendekatan yang berbeda. Diawali dengan intro dari horn Section menyentuh lalu masuk lirik yang dikumandangakan Ray dengan penuh penghayatan, pianonya mengalun menanjak dan mengisi kord-kord yang sangat blues. Sementara itu horn section mengisi suasana dengan tiupan trompet yang tipis dan lengkingan saksofon hingga pada masuk pada  part rubato dan menuju  akhir diiringi lengkingan dan raungan horn section dan disudahi dengan ramuan kord yang tenang.

Hit The Road Jack, yang dinyanyikan oleh The Raelettes, yaitu para penyanyi latar dari Ray yang tak kalah memikat. Dimulai dengan permainan piano yang sederhana serta descending line dari Ray. Kemudian terjadi sahut-sahutan vokal antara The Raelettes dan Ray, begitu menghentak, sederhana  tetapi membangkitkan semangat.  Let The Good Times Roll adalah rekaman live lainnya yang dibuka dengan megah melaui gaya big band. Ketika Ray mulai bernyanyi, alunan terompet memainkan nada-nada tinggi disertai penjarian yang cepat liukan saksofon. Seperti judulnya, permainan seluruh band seakan menunjukkan bagaimana menyikapi saat-saat yang menyenangkan dalam bermain musik dengan balutan blues yang kental.

Awal-awal karirnya memproduksi lagu, muncul satu lagu yang begitu menyenangkan dan catchy yaitu Mess Around. Lagu ini menyuguhkan riff piano yang cepat dibalut beat drum yang sangat sederhana serta riff simpel saksofon namun berkat kualitas musisi-musisinya lagu ini tidak terdengar membosankan. Dan satu lagi lagu live version yang enerjetik dan membuktikan kepiawaian seorang Ray Charles berjudul What’d I Say. Dibuka dengan elektrik piano yang dilanjutkan dengan permainan band pengiring secara serentak walau terdengar miss lyrics dari Ray Charles pada awal lagu namun penijwaan mereka membuat lagu ini tetap enak didengar hingga akhir. Satu hal yang pasti tak asing terdengar ketika sahut-sahutan vokal (call-answer section) yang khas dari  Ray Charles dengan backing vocal. Horn Section dengan nada-nada tinggi berhasil menjaga suasana enerjik plus semangat hingga akhir lagu.

Original Soundtrack film Ray ini menunjukkan sosok Ray Charles sebagai musisi dengan performa panggung yang gemilang dan juga sebagai musisi studio rekaman yang piawai. Setiap perjalanan karirnya terekam dalam satu bentuk album yang mumpuni. Kecintaan tulusnya terhadap musik, semangat blues yang tertanam di dirinya seakan menghilangkan hambatan fisik yang dialaminya (kebutaan) dan pada akhirnya terwujud dalam kecemerlangan dari tiap rekamannya.

(Umbara Purwacaraka)

Recommended Tracks:
Mess Around
Mary Ann
What’d I Say (Live)
Georgia On My Mind (Both Versions)
Hit the Road Jack
Let the Good Times Roll (Live)

About deadlylefty

I'm a man with a simple life in this complexity universe
This entry was posted in Uncategorized. Bookmark the permalink.

Leave a comment